Ketika bangsa gaib berkumpul yang dibahas hanyalah kepentingan dunia gaib dan juga kepentingan dunia nyata.
Hal ini pernah terjadi pada tahun 1949 diambil dari harian perdamaian.
Ceritanya seperti dibawah ini.
Seorang pemuda datang menemui lurah disalah satu kelurahan dikota solo.
Pemuda tersebut minta ijin buat pakai pendopo guna mengadakan rapat malam itu juga.
Setelah ditanya,lurah tersebut mengetahui kalau rapat tersebut buat rapat gaib,lurah tersebut mengabulkan permintaan pemuda tadi.
Setelah dapat ijin pemuda tadi menyingkirkan kursi dan meja yang ada dipendopo dan langsung pergi.
Mulai jam 19:30 lurah tadi menunggu kedatangan orang-orang yang hendak mengadakan rapat,tapi seorangpun tidak ada yang kelihatan datang.
Namun didalam pendopo mulai terdengar suara-suara yang sedang berbicara.
Setengah jam kemudian terdengar rapat mulai dibuka dan diadakan absen buat mengetahui siapa saja yang datang,diantaranya terdengar suara yang menyatakan dari utusan gunung muria,gunung jati,gunung bajat,laut kidul dan lain lain,dan juga dari sumatra.
Kemudian diadakan perbincangan tentang keadaan bangsa indonesia masa kini,baik yang menyangkut politik dan yang lainnya.
Dan dalam pertemuan tersebut didapat keputusan buat mengurangi angka bangsa indonesia menjadi 50%.
Ketika diadakan pembicaraan tentang cara mengurangi angka,diantaranya: yang pertama kali mereka berkhianat pada perjuangan bangsa, kedua yang melakukan korupsi,yang ketiga mereka yang bikin susah kawan.
Begitulah rapat yang pernah diadakan bangsa gaib pada masa dulu.
No comments:
Post a Comment