Monday, September 8, 2014

Cara managemen resiko

Perkembangan ekonomi saat ini mendorong perusahaan untuk memberi perhatian yang lebih dalam mengelola resiko dimana manajemen tradisional sudah tidak memadai lagi sehingga harus dilakukan manajemen korporat terintegrasi.

Pada manajemen korporat terintegrasi yang dikelola bukan hanya resiko murni tetapi juga resiko spekulatif.
Kemampuan mengidentifikasi dan menangani resiko dengan baik akan menjadi sumber kekuatan perusahaan untuk dapat bersaing sehingga resiko tidak harus ditransfer tetapi dikelola sehingga jadi tambahan asset.

Berikut ini siklus manajemen resiko yang perlu kita perhatikan:
1. Identifikasi resiko.
Dimulai dengan melakukan analisa terhadap pihak yang berkepentingan ( stakeholder ) sehingga bisa di identifikasi berbagai resiko yang akan muncul.
Kemudia diadakan analisa 7s dari Mckenzie yaitu shared value,strategi,structure,staff,skills,system dan style.

2. Pengukuran resiko.
Pengukuran berdasarkan dua faktor yaitu kuantitas resiko dan kualitas resiko dengan bantuan data historis sebagai sumber identifikasi resiko sekaligus sumber untuk mengukur besarnya resiko.

3. Pemetaan resiko.
Tujuan dari pemetaan resiko adalah untuk menetapkan prioritas resiko berdasarkan kepentingan perusahaan karena adanya keterbatasan sumber daya,selain itu tujuan lainnya  untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

4. Model pengelolaan resiko.
Ada beberapa model pengelolaan resiko yaitu secara konvensional,penetapan model resiko dan struktur organisasi pengelolaan.

5. Monitor dan pengendalian resiko.
Untuk memastikan bahwa model pengelolaan resiko yang dipakai cukup efektif dan berjalan sesuai rencana,selain itu juga untuk memantau perkembangan terhadap berubahnya profil resiko hingga dianggap perlu dilakukan perubahan prioritas resiko.

Demikian apa yang bisa dishare kali ini dan semoga bermanfaat buat kita semua.

No comments: